SELAMAT DATANG DI BLOGSPOT

Jumat, 26 November 2010

Materi kelas X

BAB I
BESARAN DAN SATUAN
Pengertian Besaran Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. 
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Secara Langsung
Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.
2. Secara tidak langsung
Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.
Untuk mendaptkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain :
- alat ukur yang dipakai
- aturan angka penting
- posisi mata pengukuran (paralax)
Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar x0. Kesalahan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.
2. Kesalahan sistmatik
Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh : kesalahan pengukuran panjang dengan mistas 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer skrup 0,01 mm
3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bialangan (kualitatif),
Akurasi yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.
Ketelitian alat ukur panjang
1. Mistar : 1 mm
Mistar berskala terkecil memiliki memiliki ketelitian sampai 0,5 mm atau 0,05 cm. Ketelitian alat untuk satu kali adalah setengah skala terkecil.
clip_image002
Panjang benda melebihi 8,7 cm
Panjang kelebihan ditaksir 0,05 cm
Hasil pengukuran panjang 8,75 cm
Batas ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm
2. Jangka Sorong : 0,1 mm
Jangka sorong memiliki ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,1 cm. Jangka sorong terdiri dari rahang tetap yang berskala cm dan mm, dan rahang sorong (geser) yang dilengkapi dengan skala nonius yang panjangnya 9 mm dan dibagi dalam 10 m skala. Panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm.
Benda skala antara rahang utamadengan rahang sorong adalah 0,1mm sehingga ketidakpastian dari jangka sorong adalah ½ x 0,1 mm = 0,005 mm
clip_image004
Contoh:
clip_image006Sebuah benda diukur dengan jangka sorong dengan kedudukan skala seperti pada gambar, maka panjang benda:
Skala Utama = 26 mm
Skala nonius 0,5 mm
Batas ketelitiannya ½ skala terkecil = ½ x 0,1 mm = 0,05 mm
3. Mikrometer sekrup 0,01 mm
clip_image008
Mikrometer skrup memiliki ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer skrup juga memiliki dua skala , yaitu skala utama yang berskala mm (0,5 mm) dan skala nonius yang terdapat pada selubung luar. Skala nonius memiliki 50 bagian skala yang sama. Bila diselubung luar berputar berputar satu kali, maka poros berulir (rahang geser) akan maju atau mundur 0,5 mm. Bila selubung luar berputar satu bagian skala, maka poros berulir akan maju atau mundur sejauh 0,02 x 0,5 mm = 0,01 mm, sehingga kepastian untuk mikrometer sekrup adalah ½ x 0,01 mm = 0,005 mm untuk pengukuran tungga. Pelaporan hasil pengukuran adalah (X ± DX).
Cara meningkatkan ketelitian antara lain:
1. Waktu membaca alat ukur posisi mata harus benar
2. Alat yang dipakai mempunyai ketelitian tinggi
3. Melakukan pengukuran berkali-kali
Pengukuran dengan jangka sorong





clip_image011



clip_image012
Cara menentukan / mebaca jangka sorong:
  1. Angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius adalah 2,1 cm dan 2,2 cm.
  2. Garis nonius yang tepat berhimpit dengan garis skala utama adalah garis ke-5, jadi x = 2,1 cm + 5 x 0,01 cm = 2,15 cm (dua desimal)
Karena ketidakpastian clip_image014 jangka sorong = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasilpengukuran jangka sorong :
clip_image016
clip_image017Cara menentukan / membaca Mikrometer Sekrup
clip_image018
  1. Garis skala utama yang berdekatan dengan tepi selubung luar 4,5 mm lebih.
  2. Garis mendatar pada selubung luar yang berhimpit dengan garis skala utama.
X = 4,5 mm + 47 x 0,01 mm = 4,97 mm (dua desimal)
Ketidakpastian clip_image014[1] mikrometer sekrup ½ x 0,01 mm = 0,005 mm
Jadi hasil pengukurannya clip_image020
Reactions: 


Jumat, 19 November 2010

Materi fisika Kelas X

Materi Fisika kelas X


Bab 1 Besaran dan Satuan………………………

Bab 2 Vektor………………………………………….

Bab 3 Kinematika Gerak Lurus………………….
Bab 4 Dinamika Gerak Lurus…………………….
Bab 5 Gerak Rotasi………………………………….
Bab 6 Memadu Gerak………………………………
Bab7 Suhu dan Kalor………………………………
Bab8  Gelombang dan Optika……………………
Bab9  Listrik Dinamis………………………………

Materi Fisika Kelas XII

Materi Fisika Kelas XI Jurusan IPA
Bab 1 Kinematika dengan Analisis Vektor…….
Bab 2 Dinamika Gerak Lurus………………………
Bab 3 Elastisitas………………………………………
Bab 4 Energi dan Usaha…………………………….
Bab 5 Momentum dan Impuls……………………
Bab 6 Dinamika Gerak Rotasi…………………….
Bab 7 Keseimbangan Benda Tegar……………..

Bab 8 Fluida Statis…………………………………..

Bab 9 Fluida Dinamis……………………………….

Bab 10 Teori Kinetik Gas………………………….
Bab 11 Thermodinamika…………………………..


Sabtu, 23 Oktober 2010

So suwiittt ^.^

"Jika hati adalah istatana maka cinta adalah singgah sana ketulusan ialah mahkota, Kesetiaan ialah piala terindah kejujuran adalah tahta dan kebohongan adalah dosa"

Jumat, 22 Oktober 2010

Materi Fisika Kelas XII

Materi ini di susun unntuk membantu siswa dalam pembelajaran fisika kelas XII jurusan IPA
Semester 1
Bab 1 Gejala Gelombangi
Bab 2 Gelombang Mekanik
Bab 3 Gelombang Elektromagnet

Bab 4 Listrik Statistis

Bab 5 Medan Magnet
Bab 6 Induksi Elektromagnet
Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik
Semester 2
Bab 8 Fisika Atom
Bab 9 Fisika Inti dan Radioaktivitas
Bab 10 Teknologi Nuklir
Bab 11 Fisika Kuantum